Pengalaman ikut Nelayan


          Menjajaki perkampungan nelayan di desa Kwanyar Barat, Bangkalan, Jawa Timur, tampak elok sederet perahu - perahu nelayan yang sedang parkir di tepi. Dari kapal tradisional bermateri kayu itu ratusan orang dari warga setempat menggantungkan hidup dari melaut menangkap ikan, hampir 80% masyarakat di desa Kwanyar Barat berpofesi sebagai nelayan untuk penduduk laki-laki. Kebanyakan dari pada nelayan akan melaut dari subuh sampai waktu yang telah ditentukan untuk kembali dari laut.  Namun, ada juga beberapa nelayan lain yang menyebar jaring sesuai dengan kebutuhan dan keinginan (bersifat fleksibel). Jadi biasanya mereka akan berangkat ketika pagi hari dan kembali saat sore hari atau kebalikannya, berangkat ketika sore dan pulang saat malam.

        Berbagai macam alat nelayan seperti jaring, jaring kecil, tema/pemberat 2kg, pelampung/kambengan (bhs.Madura), tampar besar, tampar kecil, dan yang paling akhir ya baju buat melaut. biaya para nelayan untuk membeli perlengkapa alat pun tidak sedikit jika di total keselurahan mencapai Rp. 350.000,- itu pun alat perlu di rawat dengan baik agar penelayan bisa memakai lebih dari satu bulan.
 
        Proses penangkapan ikan dilakukan dengan jala sehingga sebelum berangkat, nelayan akan menyiapkan jala yang dibutuhkan. Mereka akan membawa perahu sampai sedikit di tengah laut lalu menyebar jalanya dengan batasan waktu tertentu. Biasanya, para nelayan tadi akan mengangkat jalanya dengan batasan waktu ketika rokoknya sudah habis lalu kembali menebar jala lalu menunggu.
      



  
x

Tidak ada komentar:

Posting Komentar